Senin, 01 Maret 2010

Katak Transparan


TOKYO September 2007: Ahli Riset jepang telah berhasil membuat kodok tembuspandang sehingga dapat diamati organ-organnya seperti urat darah dan telur tanpa harus membedahnya.

“Anda dapat melihat organ-organ bertumbuh melalui kulit yang tembus pandang, bagaimana kanker bertumbuh dan berkembang,” demikian disebutkan pimpinan riset Masayuki Sumida, professor di Institut Biologi Ampibi Universitas Hiroshima.

“Anda dapat mengamati organ kodok sepanjang hidupnya sehingga tak perlu membedahnya. Peneliti dapat mengamati bagaimana racun mempengaruhi tulang, hati dan organ lainnya dengan biaya ringan,” demikian tegasnya.

Bebas Bedah

Pembedahan telah menjadi kontroversi di banyak negara, khususnya di sekolah-sekolah dimana hak azasi binatang telah menganjurkan penggunaan simulasi komputer untuk pengamatan alternatifnya.

Sumida mengatakan, Tim-nya telah mengumumkan hasil riset minggu lalu di konferensi akademis, telah menciptakan mahluk berkaki empat transparan pertama, walaupun sejumlah ikan kecil sudah berhasil dibuat menjadi transparan.

Periset menghasilkan mahluk itu dari mutasi kodok langka Jepang (Rena japonica) yang punggungnya berwarna coklat. Dua jenis gen penerima (recessive genes) telah ditemukan dapat menghasilkan kodok menjadi pucat.

Tim Sumida menyilang dua kodok penerima gen melalui inseminasi buatan dan keturunannya kelihatan berkembang normal dikarenakan gen dominannya. Penyilangan itu menghasilkan keturunan silang kecebong yang transparan.

“Anda dapat melihat perubahan dramatis setiap organ sewaktu kecebong bermutasi menjadi kodok,” demikian cetus Sumida, dimana tim-nya sedang mengajukan Hak Paten.

Meningkatkan Protein

Secara teoritis kodok demikian ada ditemukan di alal liar tetapi “Bentuk Nyatanya Tak Mungkin” karena mereka secara alami mewarisi begitu banyak gen penerima,” demikian kata Sumida.

Kodok Transparan ini dapat juga menghasilkan keturunan, dimana keturunannya mewarisi sifat induknya, tetapi cucunya akan segera mati setelah menetas. “Karena mereka memiliki dua set gen penerima, dimana ada yang akan mematikan mereka,” demikian kata sumida.

Sementara periset masih mengandalkan inseminasi buatan, mereka mengatakan bahwa rekayasa engineering dapat juga menghasilkan yang tembus pandang, dan bahkan kodok yang berkilauan. Sumida mengatakan bahwa periset dapat menyuntikkan suatu protein berkilau atau protein fluorescent bergabung pada gen, yang akan menunjukkan kehadiran gen pada saat pembuahan – sebagai contoh, bagaimana kanker memulai tingkat pertumbuhannya.

Dia menambahkan bahwa tidak realistik menerapkan metode yang sama kepada binatang menyusui semisal tikus karena struktur kulitnya berbeda.

0 Komentar:

Posting Komentar