Kebanyakan
tsunami yang terjadi sebelum peristiwa Tsunami Aceh itu hanyalah
tsunami kecil dan terjadinya pun lebih sering mengenai pulau-pulau kecil
tak berpenghuni. Tsunami besar yang terjadi di Banda Aceh itu membuka
kesadaran banyak orang sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang penyebab terjadinya tsunami.
Kata tsunami ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu tsu dan nami. Tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.
Tsunami sendiri berarti perpindahan badan secara yang terjadi akibat
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Penyebab Tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:
Gempa
bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami.
Tsunami yang menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang
memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari
adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun
demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan
tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya
tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
- Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
- Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
- Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
- Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun)
- Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
- Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
- Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun)
.
Letusan Gunung Berapi
Letusan
gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat
letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883
adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.
Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11
April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera
dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan
pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama
tsunamic submarine landslide. Penelitian yang dilakukan pada
tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau
Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
Rambatan gelombang tsunami
Kecepatan rambat gelombang
tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam,
kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000 km per jam atau setara
dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya hanya
sekitar 1 meter.
Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai,
kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang
sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan
kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.
0 Komentar:
Posting Komentar